BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
membawa perubahan sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan
manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan. Nasution
(1999:101) mengatakan “revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi serta
pengetahuan sejak akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan
menghasilkan alat-alat atau media untuk pendidikan”.
Pendidikan merupakan suatu hal sangat penting bagi
setiap orang karena dengan pendidikan seseorang itu akan lebih mudah menuntun
hidupnya ke arah lebih baik dalam hubungannya terhadap keluarga, masyarakat,
agama maupun bangsa. Keberhasilan program pendidikan ditandai dengan prestasi
peserta didik baik dan sebaliknya apabila prestasi belajar peserta didik menurun,
menandakan program tersebut belum dapat
mencapai tujuan. Untuk mengetahui hasil suatu proses pembelajaran yaitu melalui evaluasi. Hamalik
(2002:211) mengatakan “evaluasi adalah cara untuk melihat sejauh mana kemajuan
belajar para siswa dalam program pendidikan yang telah dilaksanakannya”.
Tarigan (1991:42) mengatakan “pada hakikatnya,
pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan
sarana komunikasi dalam masyarakat.” Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
seseorang perlu belajar cara berbahasa baik dan benar. Pembelajaran tersebut
akan lebih baik apabila dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti setiap
peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa terutama bahasa resmi suatu
negaranya. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi
pembelajaran wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah
dasar sampai perguruan tinggi. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib
di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Hal itu dilakukan supaya peserta
didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu
menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Kemampuan
berbahasa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagaimana
disebutkan Sanjaya (2008:39) mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2)
keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan
berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan
berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina bahasa agar
benar-benar memenuhi fungsinya.
Depdiknas
(2003:6-7), menyebutkan mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan berikut.
(1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) Memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) Menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah intelektual manusia Indonesia.
Dalam proses pembelajaran, komunikasi memegang peranan
penting dalam berhubungan antara guru dan peserta didik. Usman (2002:1)
mengatakan “keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya”. Salah satu
masalah yang timbul dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran
adalah masalah verbalisme, yaitu anak dapat menghafal dan mengucapkan kata-kata
tetapi tidak dapat memahami maksud atau artinya. Karena guru dalam menyampaikan
bahan pengajaran hanya menggunakan bahasa lisan atau tulisan tanpa disertai alat
pendukung lebih konkrit untuk memperjelas materi pelajaran. Agar komunikasi
antara guru dan peserta didik berlangsung baik serta informasi yang disampaikan
guru dapat diterima siswa, maka perlu menggunakan media.
Usman (2002:11) mengatakan “media adalah sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya”. Rudi Bretz (dalam
Usman 2002:27) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu
suara, visual, dan gerak. Salah satu dari tiga unsur pokok tersebut yaitu media
visual. Dengan media tersebut siswa akan lebih mudah mengingat
penjelasan-penjelasan yang disertai dengan gambar. Arsyad (2007:17) mengatakan
“lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar”.
Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam
kategori aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan kegiatan melibatkan unsur
jiwa dan raga. Djamarah (2002:118) mengatakan “belajar tidak akan pernah
dilakukan tanpa suatu dorongan kuat baik dari dalam maupun dari luar sebagai
upaya lain yang tidak kalah pentingnya”.
Patoni (2004:115) mengatakan “dengan menggunakan media
pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik berarti guru telah membantu siswanya
mengaktifkan unsur-unsur psikologis dalam diri mereka seperti pengamatan, daya
ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian
mereka”, sedangkan Rasyid (1996:59) mengatakan “sikap jiwa siswa yang tenang
dengan minat belajar besar sangat potensial sekali dibutuhkembangkan sebagai
dasar materi kebahasaan dan sebagainya”.
Penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya
untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha
memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Akhirnya media
pembelajaran memang pantas digunakan oleh guru, bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media
pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan sehingga
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu kelancaran bidang tugas
yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik. Anak
sebagai subyek pembelajaran memiliki kekuatan psikopisik, jika memperoleh
sentuhan tepat akan mendorong anak berkembang dalam kapasitas mengagumkan. Oleh
karena itu pendidik harus membangun kemampuan pada dirinya agar dapat merubah
gaya-gaya mengajar bersifat tradisional menjadi gaya mengajar modern, sehingga
guru mengajar dengan luwes dan gembira.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran menyebabkan guru mampu mengefektifitaskan penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk media yang sering
digunakan dalam pendidikan adalah media gambar. Gambar pada dasarnya membantu
mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Sadiman
(1984:24) mengatakan:
Media gambar
akan membantu siswa dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan
kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar
serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari
buku teks.
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran
yang amat dikenal di setiap kegiatan pengajaran. Hal ini disebabkan
kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk
mengamatinya. Media gambar termasuk kepada gambar tetap atau still picture. Menurut Sadiman (1984:26)
media gambar terdiri dari dua kelompok, yaitu pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang,
misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak dan transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film
slides, film strips dan transparancies.
Media gambar dimaksud dalam penelitian adalah Flat
opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah
pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media
dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi
visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan
cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Melihat fenomena para pelaku pendidikan yang berada di
lingkungan pendidikan, di sekolah-sekolah di wilayah pedesaan, dalam mengemban
tugas sehari-hari selaku pendidik masih banyak melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menerapkan menerapkan gaya-gaya atau model mengajar tradisional
seperti “aku bicara, kalian mendengarkan, guru menerangkan, anak atau siswa
disuruh diam”, padahal diamnya anak belum tentu mereka senang dan paham
terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Oleh karena alat-alat hasil kemajuan teknologi sudah
sedemikian majunya, tidaklah pada tempatnya lagi jika penyampaian pesan-pesan
pendidikan masih secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka. Patoni
(2004:116) mengatakan “pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia
menggunakan semua alat untuk proses pembelajaran di sekolah menjadi efektif”.
Alasan pemilihan media gambar sebagai media dalam
meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia karena penggunaan media gambar
berseri akan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan Ambarjaya (2008:31) bahwa “gambar-gambar bisa
memberikan motivasi belajar, walaupun bukan satu-satunya.” Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Sumiati (2008:126) mengatakan “gambar memiliki beberapa
peran di dalam keterampilan seperti
dapat memotivasi siswa, berkontribusi terhadap konteks bahasa yang digunakan,
serta dapat memberikan informasi.”
Media gambar berseri merupakan salah satu alternatif
untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas
VII MTs Negeri Martapura. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar
terhadap prestasi siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia secara objektif di
kelas VII MTs Negeri Martapura perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Media Gambar Berseri
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII MTs Negeri Martapura
Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2011-2012”
1.2.
Batasan Masalah
Berdasarkan
luasnya kajian terhadap penggunaan media gambar berseri dan prestasi belajar
maka peneliti batasi permasalahan penelitian ini sebagai berikut.
1)
Penggunaan
media gambar berseri di kelas VII MTs Negeri Martapura.
2)
Prestasi
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri Martapura yang diketahui
dari dokumentasi nilai raport.
3)
Pengaruh
penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas
VII MTs Negeri Martapura.
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah.
1)
Bagaimanakah
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media gambar
berseri di kelas VII MTs Negeri Martapura Kecamatan Martapura Kabupaten OKU
Timur Tahun Pelajaran 2011-2012?
2)
Bagaimanakah
prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri
Martapura Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2011-2012?
3)
Bagaimanakah
pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap prestasi belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun
Pelajaran 2011-2012?
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah arah maksud penelitian dilaksanakan. Tujuan
penelitian ini terbagi dua yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktis.
1.4.1.
Tujuan Teoritis
Secara teoritis
tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan media gambar
berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat menambah literatur bidang penelitian pendidikan.
1.4.2.
Tujuan Praktis
Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan penelitian ini secara praktis sebagai berikut.
1)
Mengetahui
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media gambar
berseri di kelas VII MTs Negeri Martapura Kecamatan Martapura Kabupaten OKU
Timur Tahun Pelajaran 2011-2012.
2)
Mengetahui
prestasi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri
Martapura Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2011-2012.
3)
Mengetahui
pengaruh penggunaan media gambar berseri terhadap prestasi belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VII MTs Negeri Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun
Pelajaran 2011-2012.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian
ini sebagai berikut.
1.5.1.
Manfaat
Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah intelektual bidang penelitian pendidikan khususnya mengenai
efektifitas penerapan media gambar berseri dalam pembelajaran.
1.5.2.
Manfaat
Praktis
1.
Bagi Guru
1)
Sebagai masukan kepada guru terkait penggunaan media
gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2)
Sebagai bahan korektor terhadap pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan.
2.
Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
kerangka acuan dalam mengembangkan bentuk media pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
3.
Bagi peneliti
1)
Mengaplikasikan teori yang diperoleh.
2)
Menambah pengalaman dalam penelitian terkait
penggunaan media gambar berseri dalam pelajaran bahasa Indonesia.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk menghasilkan suatu pembahasan
yang lebih runtut, penulis susun sistematika penulisan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri atas
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini terdiri atas Media Gambar Berseri, Prestasi Belajar,
Faktor-faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar, dan Hakikat Pembelajaran Bahasa
Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini terdiri atas jenis penelitian, variabel penelitian, devinisi
operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data dan hipotesis penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini terdiri atas deskripsi wilayah penelitian, penyajian data,
pengolahan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bagian ini terdiri atas kesimpulan
dan saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar