KORELASI PENERAPAN METODE EDU TAINMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR
EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan
interaksi antara guru dan siswa yang merupakan dua hal berbeda namun membantuk
satu kesatuan. Jika diartikan satu persatu belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Secara lebih terperinci Slameto (2010:2) mengatakan
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar
merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Hal ini sebagaimana
dikemukakan Salam (2008:28) mengatakan mengajar merupakan suatu
proses yang kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru
kepada siswa banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama jika
diinginkan hasil belajar lebih baik.
Djamarah (2006:39) mengatakan
mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Berdasarkan
penjelasan tersebut, agar pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif,
maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis dengan proses
belajar mengajar yang lebih bermakna serta dirancang dalam suatu scenario
dengan jelas.
Hardjanto (2010:23) mengatakan bahwa
dalam proses perencanaan proses belajar mengajar harus diperhatikan beberapa unsur
yaitu tujuan pembelajaran, isi atau materi pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing dari unsur tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar mengajar diawali
dengan merumuskan tujuan sebagai arah atau maksud penelitian dilaksanakan
kemudian dilanjutkan menetapkan isi atau materi pembelajaran, menetapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan mengadakan evaluasi
terhadap proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk melihat prestasi
belajar siswa.
Prestasi belajar merupakan indeks
ketercapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan. Ahmadi (2005:52) menjelaskan
bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi merupakan
hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan baik dilakukan oleh
individu maupun oleh suatu kelompok.
Prestasi
belajar adalah hasil dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
dinyatakan dalam raport. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot dicapainya. Nasution (2010:17) menjelaskan prestasi belajar
sebagai berikut:
Prestasi belajar
adalah kesempurnaan dicapai seseorang dalam berfikir, merasa serta berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif,
affektif maupun psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan siswa dalam menerima, menolak serta
menilai informasi-informasi dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Salah satu bentuk prestasi yang
hendak dicapai dalam pembelajaran di sekolah adalah prestasi belajar bidang
studi ekonomi. Depdiknas (2006:3) menjelaskan bahwa ekonomi merupakan ilmu
tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi, dan atau distribusi (Depag, 2007:90). Luasnya ilmu ekonomi dan
terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar
ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar
peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi
disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih
baik.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar
sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri bahkan di tingkat pendidikan
lanjutan atas, ilmu ekonomi dijadikan sebagai pelajaran utama dalam jurusan
IPS. Disiplin
ekonomi, dari semua ilmu pengetahuan yang dikenal manusia, adalah yang paling
sarat akan kerancuan pikiran (fallacies).
Pembelajaran ekonomi di SMA difokuskan
pada ekonomi sebagai fenomena empirik yang terjadi di sekitar siswa. Keberadaan
ilmu ekonomi sebagai suatu displin ilmu sangat diperlukan, karena manusia
selalu dihadapkan untuk membuat barbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. Oleh
karena itu, sebaiknya pembelajaran ekonomi harus memudahkan siswa untuk mampu
membuat pilihan-pilihan secara rasional dan membuat siswa dapat menggunakan
konsep-konsep dalam ekonomi untuk menganalisis persoalan-persoalan akonomi yang
ada.
Pembelajaran ekonomi merupakan
kegiatan bertujuan yang banyak melibatkan aktifitas siswa dan guru. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran diperlakan adanya alternatif metode pengajaran
yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya
guru perlu menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.
Salah satu bentuk metode
pembelajaran yang banyak digunakan dalam pembelajaran ekonomi adalah metode
menyenangkan atau edu tainment. Berkaitan dengan metode edu tainment Hamid (2011:17) menjelaskan
sebagai berikut:
Edu tainment berasal dari kata education dan entertainment.
Education berarti pendidikan sedangkan entertainment
berarti hiburan. Jadi dari segi bahasa edu
tainment adalah pendidikan yang menghibur dan menyenangkan. Sedangkan
secara terminologis edu tainment adalah
suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan
pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan
dengan humor, permainan atau game, bermain
peran atau role play, dan
demonstrasi. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain asalkan
siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan senang.
Selain pendapat tersebut, Roestiyah
(2008:127) mengatakan edu tainment adalah akronim dari education plus entertainment
yang berarti sebagai program pendidikan yang dikemas dalam konsep
hiburan, sehingga tiap-tiap peserta didik hampir tidak menyadari bahwa mereka
sebenarnya sedang diajak untuk belajar atau untuk memahami nilai-nilai setiap
individu. Proses pembelajaran merupakan
interaksi edukatif melalui beberapa proses. Djamarah (2006:81) menyebutkan proses-proses
pembelajaran sebagai berikut.
1.
Proses interaksi yaitu siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,
lingkungan dan sebagainya.
2.
Proses komunikasi yaitu siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain
melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-pla
3.
Proses refleksi yaitu siswa
memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa
yang mereka telah lakukan.
4.
Proses eksplorasi yaitu siswa
mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan,
percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara.
Metode edu tainment
atau permainan yang bersifat menghibur akan sangat membantu dalam mengatasi
kejenuhan dan kepasifan siswa dalam belajar. Setiap proses pembelajaran
ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, alat
serta evaluasinya. Unsur-unsur tersebut yang berfungsi sehingga cara atau
teknik untuk menjadikan proses pembelajaran sampai kepada tujuan.
Metode
edu tainment banyak diterapkan
diberbagai lembaga pendidikan tingkat SMA seperti di SMA Negeri 1 Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa metode edu tainment diterapkan dalam
pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga. Dalam pelaksanaannya,
guru menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan interaktif seperti
metode inquiri, diskusi dan lain sebagainya.
Penerapan
metode edu tainment akan memberikan
berbagai pengaruh dalam proses belajar mengajar terutama dalam masalah
ketercapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut sebagaimana prestasi belajar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga. Berdasarkan hasil dokumentasi terhadap
nilai harian siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga diketahui bahwa dari 30
siswa terdapat 23 siswa 76,67% mencapai KKM dan hanya 7 siswa 23,33% yang tidak
mencapai KKM. Adapun KKM untuk pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1
Buay Bahuga adalah 70, sedangkan ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 85%
dari jumlah siswa seluruhnya mendapatkan nilai >70.
Sehubungan
dengan masalah tersebut perlu diadakan suatu penelitian terkait korelasi antara
penerapan metode edu tainment dengan
prestasi belajar. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui tingkat korelasi
penerapan metode edu tainment dengan
prestasi belajar ekonomi. Dalam penelitian ini dirumuskan judul “Korelasi
Penerapan Metode Edu tainment Dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Sma
Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan”.
1.2.
Batasan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah dalam skripsi ini, melihat luasnya ruang lingkup
permasalahan akan dibahas membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal yang dilakukan
agar pembahasan lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran edu tainmen adalah
metode pembelajaran menyenangkan yang terdiri atas berbagai macam bentuk metode
interaktif dan kooperatif. Dalam penelitian ini pembelajaran edu tainment yang digunakan adalah
metode inquiri sebagaimana diterapkan di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga
Kebupaten Way Kanan.
2.
Prestasi belajar yang dimaksud adalah
prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kebupaten Way
Kanan yang dibuktikan dengan postes yang disusun peneliti.
1.3.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan batasan masalah dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
respon siswa terhadap penerapan metode edu
tainment berbasis inquiri dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri
1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan?
2.
Bagaimana
prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way
Kanan?
3.
Bagaimana
korelasi penerapan metode edu tainment
berbasis inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1
Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan?
1.4.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus.
a.
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang hubungan penerapan metode edu tainmen berbasis
inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan.
b.
Tujuan
Khusus
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan khusus
penelitian ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui respon
siswa terhadap penerapan metode edu
tainment berbasis inquiri dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri
1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
2.
Mengetahui prestasi
belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
3.
Mengetahui korelasi
penerapan metode edu tainment
berbasis inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1
Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
1.5.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a.
Bagi
Siswa
1) Siswa
dapat lebih terhibur dan menyenangi pembelajaran ekonomi sehingga dapat
menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Siswa
dapat lebih termotivasi dan lebih merespon dalam mengikuti pelajaran.
b.
Bagi
Guru
1) Membantu
guru dalam mengatasi kurangnya respon siswa dengan memperhatikan dan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik faktor intern maupun ekstern
2) Sebagai
bahan masukan mengenai penggunaan metode pembelajaran sehingga dapat mengatasi
kurangnya respon siswa dalam belajar ekonomi dan prestasi dapat meningkat.
3) Menanamkan
kreativitas dalam usaha pembenahan pembelajaran ekonomi.
c.
Bagi
Sekolah
1) Meningkatkan
mutu pendidikan khususnya pelajaran ekonomi di sekolah.
2) Memberikan
masukan dalam perencanaan pembelajaran ekonomi mendatang.
d.
Bagi
Peneliti
1) Sebagai
modal awal pengembangan khasanah penelitian serta sebagai modal dasar guna
penelitian lebih lanjut.
2) Untuk
menambah, memperdalam serta memperluas wawasaan ilmu
pengetahuan berhubungan kegiatan penelitian terkait penerapan metode edu tainment terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa.
1.6.
Tinjauan
Pustaka
1.
Pengertian
Metode Pembelajaran
Sumiati
(2008:7) mengatakan “metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berarti cara atau jalan”.
Secara definitif Fatkhurrohman (2009:15) menjelaskan “metode merupakan suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Senada
dengan pendapat tersebut, Amir (2009: 19) mengatakan “metode berarti cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelasanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan”. Sedangkan Djamarah (2006:46) mengatakan
metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan
penjelasan arti metode tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah
langkah-langkah atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode mengatur segala sesuatu yang harus direncanakan, dipersiapkan
serta bagaimana melakukan kegiatan sehingga dapat mencapai hasil maksimal.
Metode
pembelajaran adalah kerangka konseptual melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
serta berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran maupun para
pengajar dalam merencanakan serta melakukan aktivitas pembelajaran. Kegiatan
belajar dirancang dan dilaksanakan dengan penuh keahlian guru dapat
menghasilkan suasana serta proses pembelajaran efektif.
2.
Pengertian
Metode Edu tainment
Edu tainment terdiri dari dua kata, yaitu education and entertainment. Kata education berarti pendidikan dan entertainment artinya hiburan. Dari segi
bahasa edu tainment memiliki arti
pendidikan yang menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edutainment as form of entertainment that
designed to be educational. Hamid (2011:17) mengatakan edu tainment bisa didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis,
sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.
Selain pendapat tersebut, Roestiyah (2008:127) mengatakan bahwa edu tainment berasal dari kata education dan entertainment. Jadi edu
tainment dari segi bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau
menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edu tainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan
secara harmonis sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan, bermain peran, dan
demonstrasi. Tetapi dapat juga dengan rasa senang-senang dan mereka
menikmatinya.
Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah anak
yang dunianya adalah dunia bermain. Bagi anak jarak antara belajar dengan
bermain begitu tipis. Pilihan model edu
tainment ini juga berlandaskan hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan
terbaru ini bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari
tekanan atau revolution learning.
Adapun pelajaran yang diterapkan dikemas dalam suasana bermain dan
bereksperimen sehingga belajar tidak lagi membosankan, tetapi justru merupakan
arena bermain yang edukatif dan menyenangkan bagi siswa.
Mayke dikutip oleh Sudono (2010:7) mengatakan bahwa dengan bermain akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memanipulasi, mengulang-ngulang,
menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam
konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses
pembelajaran berlangsung. Siswa mengambil keputusan, memilih, menentukan,
menciptakan, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan
pendapat, memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan
teman, dan mengalami berbagai macam perasaan.
Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta tahap
perkembangan anak, untuk itu pentingnya penerapan bermain dalam belajar, supaya
proses dalam belajar mengajar tidak terasa jenuh dan membosankan tetapi menjadi
suasana belajar yang fun, enjoy dan menyenangkan. Bermain, selain berfungsi
penting bagi perkembangan pribadi, juga mempunyai fungsi sosial dan emosional. Mulai
bermain anak merasakan berbagai fungsi sosial dan emosional. Mulai bermain anak
merasakan berbagai pengalaman emosi, senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga
dan lain-lain. Melalui bermain anak memahami kaitan dirinya dengan lingkungan
sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan.
Selain itu kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak.
Huizinga (dikutip Hamid, 2011:18) mengatakan bermain dan
bersenang-senang merupakan aktivitas yang esensial bagi semua manusia. Dalam
bidang psikologi positif manusia akan melakukan apapun dengan cara terbaik,
jika mereka mampu terlibat secara total dalam aktivitas yang menyenangkan. Oleh
karena itu, bermain sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan
psikologi anak. Karena dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya
ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat
mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.
Bermain merupakan salah satu ciri pendidikan usia dini yang paling
tepat. Pelatihan, pembelajaran, pembiasaan, dan pendidikan aspek apapun,
hendaklah dilingkupi dengan keaktifan bermain. Hal itu akan mengubah kecerdasan
otak, kecerdasan emosi dan ketrampilan fisik, yang dilakukan dengan ceria,
bebas dan tanpa beban.
Sagala (2011:121) mengatakan dalam konsep pembelajaran edu tainment roh pembelajaran ada pada
proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan mengagumkan serta ada pada
bagaimana hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan pendekatan
dedaktik metodik yang bernuansa redagonis.
Artinya interaksi antara guru dan murid tidak dijalin dengan komunikasi yang
kaku tetapi harmonis seperti guru sangat luwes, akrab dan bersahabat
sebagaimana teman sendiri. Dengan begitu siswa tidak merasa dibatasi, takut dan
bisa berinteraksi dengan bebas dan menyenangkan.
3.
Langkah-langkah
Penerapan Metode Edu tainment
Pembelajaran berbasis edu tainment didesain dengan aplikasi hiburan di
dalam proses belajar mengajar baik di dalam kelas atau indoor learning maupun di luar kelas atau outdoor learning, baik hiburan dengan nyayian, brain gym, music, out bond, atau pun menggunakan metode-metode
pembelajaran yang menyenangkan, seperti, diskusi, cerdas cermat, dan lain-lain.
Hamid (2011:8) mengatakan bahwa tujuan hiburan dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah agar pembelajaran terasa menyenangkan, sehingga peserta didik merasa
nyaman, aman, enjoy, santai, dan kelas tidak terkesana tegang, menakutkan,
tidak nyaman, terancam, tertekan, dan lain-lain.
Adapun
penerapan dari konsep pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur atau edu tainment selayaknya kepada para guru
untuk memperhatikan modalitas belajar siswanya, sehingga seorang guru harus
memiliki berbagai macam metode dan strategi untuk dapat mewakili secara keseluruhan
akan keberagaman modalitas belajar siswanya. Akan tetapi pada dasarnya, sebuah proses
pembelajaran akan berlangsung baik jika berada dalam kondisi yang baik dan
menyenangkan. Rahman (2010:4) mentakan bahwa proses pembelajaran edu tainment diterapkan
dengan memenuhi aspek kemudahan dan suasana gembira, menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, menarik minat, menyajikan materi yang relevan,
melibatkan emosi positif, melibatkan semua indera dan pikiran, menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa,
memberikan pengalaman sukses, merayakan hasil.
Memberikan kemudahan dan suasana gembira dapat dilakukan dengan cara menciptakan suasana akrab antara
guru dan siswa serta antar siswa yang satu dengan yang lain. Dan agar keakraban
tersebut dapat terjalin tentunya harus dengan mengadakan komunikasi yang ramah
dalam suasana belajar dengan menggunakan ucapan dan perilaku yang halus dan
lembut. Sehingga dapat memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang, dan
suasana keakraban tersebut dapat terjadi pula dengan adanya perasaaan gembira
yang ditimbulkan dari sedikit gurau dan canda.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dapat dilakukan dengan memilih
waktu yang tepat dan memperhatikan keadaan pembelajar dan mengajar dengan
selektif dan disesuaikan dengan peserta didik. Menggugah minat anak didik
diperlukan pembukaan yang menarik dalam langkah-langkah mengajar agar perhatian
dan minat mereka bisa terfokus kepada materi yang akan disampaikan. Rahman
(2010:4) mengatakan bahwa “upaya untuk menarik perhatian dapat dilakukan dengan
cara melakukan komunikasi terbuka yakni guru mendorong siswanya untuk membuka
diri terhadap segala hal atau bahan pelajaran yang di sajikan sehingga dapat
menjadi apersepsi dalam pikirannya, memberikan pengetahuan baru, dan memberikan
model perilaku yang baik.
Selanjutnya
Rahman (2010:7) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode edu tainment sebagai berikut.
1.
Guru
menyiapkan alat-alat audio Visual untuk memutar film yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
2.
Kelas
didisain yang bagus sehingga peserta didik merasa nyaman.
3.
Guru
memutarkan film untuk peserta didik serta memberikan penjelasan tentang film
tersebut.
4.
Setelah
selesai pemutaran film, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
mendiskripsikan tentang film yang telah ditayangkan dengan diiringi music
5.
Nama
kelompok dibuat sesuai dengan materi yang terkait, misalnya tokoh yang ada
dalam film yang ditayangkan.
6.
Demonstrasi,
siswa diajak bermain misalnya dengan Snowball Throwing dengan cara
setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong,
lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam bola yang berwarna -warni
yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat
kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang
sudah ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut.
Siswa yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan
dari bola tersebut. Atau boleh juga dilaksanakan dengan permainan lainnya
seperti Role Play, Card Sort, debat berantai atau lainnya. Karena
pada dasarnya metode Edutainment Belanbe merupakan bentuk nyata dari
model PAIKEM.
7.
Dengan
bimbingan guru masing-masing kelompok merangkum materi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, metode edu tainmen merupakan metode
pembelajaran dengan berbantuan media pembelajaran. Teknik pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan memvariasikan berbagai metode pembelajaran interaktif yang
dapat meningkatkan aktivitas, minat, perhatian serta motivasi belajar. Siswa.
Metode edu tainmen dilaksanakan
dengan mengedepankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan suasana hati
yang senang dan gembira.
4.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara
kelompok (Djamarah, 2006:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam
Djamarah (2006:21) prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja.
Prestasi
belajar adalah hasil dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana
dinyatakan dalam raport. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot dicapainya. Nasution (2010:17) menjelaskan prestasi belajar
sebagai berikut:
Prestasi belajar
adalah kesempurnaan dicapai seseorang dalam berfikir, merasa serta berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif,
affektif maupun psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan siswa dalam menerima, menolak serta
menilai informasi-informasi dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Fatkhurrohman
(2009:113) menjelaskan ciri-ciri belajar yang berhasil sehingga dikatakan
berprestasi adalah sebagai berikut:
1.
Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik
secara individual mapun kelompok.
2.
Prilaku
yang digarikan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik
secara individu maupun kelompok.
3.
Terjadinya
proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi tahap
berikutnya.
Berdasarkan pengertian yang
dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu
sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara
kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah jumlah skor tes hasil belajar bidang studi ekonomi melalui tes disusun oleh peneliti pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan
Tahun Pelajaran 2011-2012. Prestasi belajar bahasa Indonesia dalam
penelitian ini diketahui dengan cara mendokumentasikan nilai raport semester
gazal siswa dan menganalisis hasil postes yang disusun peneliti.
5.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar
sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sangat beragam.
Suryabrata (2010:233) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang
meliputi faktor nonsosial dan faktor sosial, serta faktor yang berasal dari
dalam diri pelajar yaitu faktor fisiologis dan psikologis.
a.
Faktor
Nonsosial dalam Belajar
Lingkungan alami merupakan lingkungan fisik di sekitar anak berupa
berbagai fenomena alam maupun keadaan lingkungan tempat anak hidup. Lingkungan
alami akan membawa dampak besar terhadap prestasi belajar anak. Apabila kondisi
lingkungan mendukung proses belajar anak maka dapat dipastikan prestasi belajar
anak akan maksimal.
Suryabrata (2010:233) mengatakan bahwa kelompok faktor
nonsosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, eaktu, tempat, dan
alat-alat yang digunakan untuk belajar. Semua faktor tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses atau perbuatan belajar secara
maksimal.
b.
Faktor-faktor
Sosial dalam Belajar
Suryabrata
(2010:234) mengatakan bahwa faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia
baik manusia itu ada maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak langsung
hadir. Kehadiran orang atau orang lain pada waktu seseorang belajar banyak
sekali mengganggu belajar atau sebaliknya. Oleh karenanya diperlukan lingkungan
belajar sosial yang kondusif untuk belajar.
Prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar diri individu, baik faktor fisik maupun sosial psikologis
pada lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Masing-masing kondisi
lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.
Munardji
(2004:133) mengatakan lingkungan sosial adalah manusia atau sesama manusia,
baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran
orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar.
Menurut Asrori (2008:162) lingkungan sosial dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial siswa di rumah,
lingkungan sosial siswa di sekolah dan
lingkungan sosial dalam masyarakat.
c.
Faktor-faktor
Fisiologis dalam Belajar
Faktor fisiologis adalah faktor berkaitan dengan kondisi
fisik seseorang atau kondisi jasmaniah seseorang. Faktor ini merupakan faktor
bawaan dalam diri seorang individu, melekat pada dirinya, serta sebagian
menjadi karakteristik dirinya. Slameto (2010:54) menyebutkan bahwa faktor
jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor fisiologis ini ada
bersifat permanen seperti cacat tubuh permanen, ada pula bersifat sementara
seperti kesehatan.
Selain dari kesehatan, cacat tubuh juga merupakan faktor
penentu dari hasil belajar. Cacat tubuh adalah suatu penyebab kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Sukmadinata (2005: 225) mengatakan.
Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar. Siswa dengan cacat tubuh
biasanya mengalami tekanan dalam batinnya yang mengakibatkan kurang percaya
diri. Oleh karena itu siswa cacat belajarnya akan sangat terganggu. Anak yang
cacat tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
keadaan jasmani yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah kondisi fisik
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir.
Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,
anggota tubuh. Selain itu kondisi kesehatan fisik sehat serta segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik ada
beberapa hal perlu diperhatikan antara lain makan, minum teratur, olah raga
serta cukup tidur.
d.
Faktor
Psikologis dalam Belajar
Faktor psikologis mempengaruhi prestasi belajar meliputi
segala hal berkaitan dengan kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis
atau kejiwaan tidak kalah pentingnya dalam belajar dengan aspek jasmaniah.
Slameto (1995: 55) mengatakan ”sekurang-kurangnya ada tujuh faktor mempengaruhi
belajar yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan” Untuk kelancaran belajar bukan hanya dituntut kesehatan jasmaniah
tetapi kesehatan rohaniah atau psikis pula.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
faktor psikologis dalam belajar meliputi seluruh keadaan psikologi anak yang
sedang belajar. Apabila keadaan psikologis anak baik maka dimungkinkan akan
memperoleh prestasi belajar dengan baik pula dan sebaliknya.
6.
Hakikat
Pembelajaran Ekonomi
Disiplin
ekonomi, dari semua ilmu pengetahuan yang dikenal manusia, adalah yang paling
sarat akan kerancuan pikiran (fallacies). Hal ini bukan karena faktor
kebetulan belaka. Subyek kajiannya memang sudah cukup rumit namun, kerumitannya
menjadi berlipat-lipat ribuan kali oleh karena satu faktor khusus yang
terus-menerus menderanya yang tidak terlalu berpengaruh dalam disiplin lain
seperti fisika, matematika, atau kedokteran yaitu kepentingan-kepentingan
pribadi yang hanya ingin menang sendiri.
Depdiknas (2006:3) menjelaskan bahwa
ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi, dan atau distribusi (Depag, 2007:90). Luasnya ilmu ekonomi dan
terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar
ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar
peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang
terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang
lebih baik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjelaskan hakikat dan karakteristik dari ilmu ekonomi sebagai berikut:
Di
dalam ilmu ekonomi terdapat berbagai pembahasan yang memiliki berbagai
karakteristik khusus. Pembahasan manajemen dalam ilmu ekonomi difokuskan pada
fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional.
Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk
koperasi. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta
didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta
mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan.
Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan
jasa dan dagang.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar
sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri bahkan di tingkat pendidikan
lanjutan atas, ilmu ekonomi dijadikan sebagai pelajaran utama dalam jurusan
IPS.
Depdiknas
(2006:5) menjelaskan bahwa mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan
kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh.
Pembelajaran ekonomi meliputi aspek-aspek pembelajaran perekonomian,
ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan,
akuntansi dan manajemen.
1.7.
Kerangka
Berpikir
Belajar
ekonomi tidak sekadar learning to know, melainkan harus ditingkatkan
meliputi learning to do, learning to be hingga learning to live
together. Oleh karena itu filosofi pengajaran ekonomi perlu diperbaharui
menjadi pembelajaran ekonomi. Dalam pengajaran ekonomi, guru lebih banyak
menyampaikan sejumlah ide atau gagasan ekonomi, sedangkan dalam pembelajaran
ekonomi kegiatan siswa mendapat porsi lebih banyak disbanding dengan guru,
bahkan mereka harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam
pembelajaran siswa berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru
lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Sasaran dari pembelajaran ekonomi
adalah siswa diharapkan mampu berpikir kritis, analitis dan argumentative serta
tidak membosankan.
Salah
satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi di sekolah,
perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran ekonomi
lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat dan gairah, agar siswa lebih
punya motivasi untuk lebih giat belajar. Oleh karena itu perlu diterapkan
berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan, bersifat menghibur sehingga
dapat menarik perhatian, minat, maupun motivasi belajar siswa. Salah satu
bentuk metode pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur adalah metode edu tainment.
Adanya
pembelajaran yang bersifat kreatif dan menyenangkan sebagaimana dituntut dalam
metode pembelajaran edu tainment,
maka siswa akan merasa mudah mempelajari ekonomi, karena belajar ekonomi itu menyenangkan
pada akhirnya kemampuan belajar anak akan meningkat dan nilai pelajaran ekonomi
akan mencapai ketuntasan. Oleh karena itu metode edu tainment sangat tepat apabila diterapkan dalam pembelajaran
ekonomi di tingkat SMA.
1.8.
Metodologi
Penelitian
a.
Metode
Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan karya ilmiah
mutlah diperlukan agar alur penulisan karya tersebut betul-betul sistematis,
tidak simpang siur sehingga alur permasalahan dan penyelesaian masalahnya dapat
ditulis dengan lancar dan sempurna. Metode penelitian menurut Moelong (2006:43)
adalah seperangkat cara dalam proses
yang sistematis diperlukan dalam perencanaan dan juga dalam pelaksanaan
penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kuantitatif. Sedarmayanti (2006:35) menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif
sebagai berikut.
Penelitian
kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasarkan oleh falsafah positivisme
yaitu ilmu valid, ilmu dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan
logika matematika dan dapat membuat generalisasi atas rerata. Teori kebenaran
dianut oleh positivis termasuk teori korespondensi antara pernyataan atau
verbal dengan realitas emirik atau objeknya. Metode kualitatif menghendaki
objek penelitian spesifik serta membatasi sejumlah tata fikir kategorisasi,
intervalisasi dan kontinuasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian
kuantitatif berarti penelitian yang menggunakan teknik analisis statistik untuk
menganalisa data dan menarik kesimpulan. Data diperoleh melalui berbagai
instrument pengumpulan data.
b.
Variabel
Penelitian
Arikunto
(2006:116) mengatakan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dalam
penelitian. Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Arikunto (2006:119) menjelaskan bahwa variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel terikat adalah
variabel luar yang merupakan variabel akibat. Dalam penelitian ini terdapat
satu variabel bebas yaitu penerapan metode edu
tainment (X) dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar ekonomi siswa
kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga (Y). Lebih jelasnya variabel penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
|
|
Variabel Terikat (Y)
|
Penerapan
Metode Edu Tainment
|
Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga
|
c.
Definisi
Operasional Variabel
1.
Metode
edu tainment adalahproses
pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan
hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan
menyenangkan.
2.
Prestasi belajar ekonomi adalah
kecakapan dan perubahan dalam diri siswa dalam memahami berbagai konsep ekonomi
dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari meliputi prestasi akademik
serta non akademik.
d.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Arikunto
(2006:130) mengatakan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Lebih
lanjut Arikunto (2006.130) menjelaskan apabila seseorang ingin meneliti tingkat
atau ukuran semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian
tersebut merupakan penelitian kuantitatif.
Sugiyono
(2006:55) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek
atau subjek mempunyai kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
penjelasan tersebut populasi merupakan objek penelitian atau sesuatu yang
diteliti.
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga terdiri 4
kelas yaitu kelas X-1, X-2, X-3 dan X-4 dengan siswa berjumlah 162. Seluruh
siswa adalah populasi yang akan diteliti. Lebih jelasnya populasi penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2
Populasi Penelitian
NO
|
Kelas
|
Jumlah
|
Total
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
X-1
|
20
|
20
|
40
|
2
|
X-2
|
18
|
22
|
41
|
3
|
X-3
|
19
|
22
|
41
|
4
|
X-4
|
23
|
17
|
40
|
Jumlah
|
80
|
81
|
162
|
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Buay
Bahuga
2.
Sampel
Sampel
penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Sugiyono (2006:56) mengatakan “sampel adalah sebagian dari jumlah
serta karakteristik dimiliki oleh populasi”. Apabila populasi besar sedangkan
peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya, maka peneliti dapat menggunakan
sampel dari populasi tersebut. Pengambilan sampel harus representatif dalam
artian harus dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
Sampel
harus mewakili populasi atau representatif, artinya mampu menggambarkan secara
maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang diambil benar. Arikunto
(2006:134) mengatakan apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tapi jika subjeknya
besar dapat diambil antara 10%-15%, 20%-25% atau lebih tergantung dari
kemampuan meneliti, luas sempitnya wilayah, besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling atau sampel bertujuan. Arikunto (2006:139)
mengatakan teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara
acak. Teknik ini digunakan apabila sampel besar dan terdiri atas beberapa
tingkatan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
memberikan nomor pada setiap kelas. Sesuai dengan jumlah kelas yang ada yaitu 3
kelas maka tiap kelas mendapatkan nomor urut 1, 2, dan 3. Langkah selanjutnya
adalah mengambil nomor secara acak. Nomor kelas yang muncul kemudian dijadikan
sampel penelitian.
Berdasarkan
hasil pengambilan sampel tersebut, nomor yang keluar adalah nomor 2. Oleh
karena itu, peneliti mengambil sampel kelas X -3 SMA Negeri 1 Buay Bahuga.
Lebih jelasnya sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 4
Sampel Penelitian
No
|
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
1
|
X-3
|
19
|
22
|
JUMLAH
|
19
|
22
|
e.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang
konkrit dari suatu objek yang diteliti. Mengumpulkan data berarti mencatat
peristiwa penting atau mencatat karakteristik elemen. Arikunto (2006:160)
mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode yang dimaksud adalah angket,
tes, dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuesioner atau angket dan metode tes.
1.
Kuesioner
atau Angket
Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Teknik kuesioner merupakan cara mengumpulkan data dengan menyampaikan
daftar seperangkat pertanyaan baik langsung maupun melalui pos kepada responden
penelitian.
Berkaitan
dengan kuesioner, Hamdani (2008:76) mengatakan bahwa kuesioner ada dua macam
yaitu kuesioner berstruktur dan kuesioner tidak berstruktur. Kuesioner
berstruktur atau tertutup berisi pertanyaan disertai dengan pilihan jawaban.
Kuesioner tidak berstruktur pertanyaan tidak disertai dengan jawaban.
Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa kuesioner adalah
penyelidikan mengenai suatu masalah dengan cara memberikan daftar pertanyaan
kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal
lain yang diketahui secara tertulis. Peneliti menggunakan teknik ini untuk
mendapatkan data variabel X yaitu respon siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga
Kabupaten Way Kanan terhadap penerapan metode edu tainment.
Metode
angket digunakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang
berstruktur kepada responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup,
artinya jawabannya sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang
menurutnya paling cocok. Angket dibuat sebanyak 20 item soal pertanyaan dengan
4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan penskoran jawaban a=4, b=3,
c=2, d=1.
2.
Tes
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan tes. Tes adalah seperangkat
stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamdani, 2008:77).
Teknik ini peneliti gunakan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dibuat peneliti terkait dengan
materi pelajaran. Tes disusun sebanyak 20 nomor dengan bentuk pilihan berganda
yaitu a, b, c, d, dan e. Tes diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel
penelitian dan dilakukan di akhir pembelajaran.
3. Observasi
Observasi disebut juga dengan pengamatan. Hamdani
(2008:72) mengatakan bahwa pengamatan atau observasi diklasifikasikan atas
pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup pengamatan terbuka diketahui oleh
subjek sedangkan sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan
kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari
bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. Sedangkan
pengamatan tertutup berarti pengamat beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa
diketahui oleh subjeknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, observasi yang
dilaksakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka dengan cara berperan serta
yaitu peneliti berperan serta melakukan dua
peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat serta sekaligus menjadi objek
observasi. Teknik ini digunakan untuk mengobservasi minat belajar siswa berdasarkan ketentuan yaitu siswa selalu bersemangat dan komunikatif ketika menyimak setiap
materi, selalu bertanya tentang materi, aktif dalam berdiskusi serta selalu mengerjakan tugas.
f.
Metode
Analisis Data
Setelah
data penelitian terkumpul kemudian direkap dan dianalisis menggunakan rumus
yang sesuai dengan rumus data yang diperoleh. Proses analisis data penelitian
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
rxy =
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyak
responden
X =
Jumlah skor variabel bebas
Y =
Jumlah skor variabel terikat (Sudijono, 2009:206)
Korelasi
product moment dilambangkan (r)
dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apanila nilai r
= -1 artinya korelasi negatif sempurna artinya tidak ada korelasi, dan r = 1
berarti korelasinya sangat kuat. Pencarian harga r fakta antara keteladanan
orang tua dengan prestasi belajar siswa dikonsultasikan dengan tabel 4 berikut:
Tabel 4
Interprestasi Koefisien Korelasi
Nilai r
Interval Koefesien
|
Tingkat Hubungan
|
0,80– 1,00
0.60 – 0.80
0,40 – 0,60
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
|
Korelasi Sangat tinggi
Korelasi Tinggi
Korelasi Sedang
Korelasi Rendah
Korelasi Sangat rendah
|
Sumber
data Sudijono (2009: 193)
Langkah
selanjutnya yaitu menguji hipotesis
menggunakan uji Z pada taraf nyata 5
% (0,05) dengan nilai Z pada tabel = 1,96. Penentuan uji Z dilakukan dengan
menggunakan rumus:
Z (Hasan,
2006: 97).
Kriteria pengujian.
1.
Ho
diterima (Ha
ditolak) apabila - Z ά/2 < Zo < Z ά/2
2.
Ho ditolak
(Ha diterima) apabila Zo > Z ά/2 atau - Zo < - Z ά/2
Adapun
alasan digunakannya uji Z hipotesis adalah:
1.
Uji Z
merupakan pengujian hipotesis yang meminimalkan nilai α dan nilai β.
2.
Pengujian
hipotesis dengan uji Z merupakan langkah strategis karena uji Z memiliki titik
kritis yaitu nilai yang menjadi batas daerah penerimaan serta penolakan
hipotesis dalam nilai Z tabel.
Setelah diketahui indeks korelasi dan pengujian hipotesis,
langkah selanjutnya adalah menentukan koefisien penentu untuk mengetahui besar
kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Koefisien penentu dicari dengan
menggunakan rumus:
KP = r2 X 100%.
Keterangan:
KP =
Koefisien Penentu
r2 =
Indeks Korelasi
g.
Hipotesis
Penelitian
Arikunto
(2006:71) menjelaskan hipotesis beradal dari kata hypo berarti di bawah dan thesa
berarti kebenaran. Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian
yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Selain pendapat
tersebut Sedarmayanti (2002:108)
menyatakan bahwa pada umumnya hipotesis menunjuk pada hubungan antara dua
variabel atau lebih sehingga yang perlu difikirkan adalah akan menggunakan
hipotesis atau tidak dalam penelitian akan dilakukan. Hipotesis sebagaimana
tersebut terbagi menjadi dua macam sebagai berikut.
1)
Hipotesis nol yaitu hipotesis yang
menyatakan tidak adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Dalam penulisan hipotesis ini dituliskan dengan symbol “Ho” (Sedarmayanti,
2002: 12).
2)
Hipotesis alternatif atau hipotesis
kerja yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam
penulisannya hipotesis ini ditulis dengan “Ha” (Sedarmayanti, 2002: 113)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho: Tidak
terdapat korelasi antara penerapan metode edu
tainment dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay
Bahuga Kabupaten Way Kanan.
Ha: Terdapat
korelasi antara penerapan metode edu
tainment dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay
Bahuga Kabupaten Way Kanan.
1.9.
Sistematika
Penulisan
Untuk menghasilkan suatu pembahasan yang lebih
runtut, penulis susun sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan
Pustaka
Bagian ini terdiri dari pengertian metode pemebelajaran, pengertian metode edu tainment, langkah-langkah penerapan
metode edu tainment, pengertian
prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, hakikat
pemebelajaran ekonomi.
Bab III Metodologi Penelitian
Bagian ini terdiri dari variabel penelitian, devinisi operasional
variabel, Jenis Penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis.
Bab IV Hasil
Penelitian Dan Pembahasan
Bagian ini terdiri dari
deskripsi wilayah penelitian, penyajian data, pengolahan data hasil penelitian,
dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup
Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran
1.10.
Jadwal
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yaitu pada bulan
Februari sampai dengan bulan April 2012. Untuk lebih jelasnya,
kegiatan-kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Jadwal Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Februari
|
Maret
|
April
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
√
|
|||||||||||
2
|
Persiapan
|
√
|
|||||||||||
3
|
Evaluasi
|
|
√
|
||||||||||
4
|
Pengajuan
Judul
|
|
√
|
||||||||||
5
|
Pengajuan
Proposal
|
|
√
|
||||||||||
6
|
Seminar
Proposal
|
|
√
|
||||||||||
7
|
Perbaikan
Proposal
|
|
√
|
||||||||||
8
|
ACC
Proposal
|
|
√
|
||||||||||
9
|
Pelaksanaan
Skripsi
|
|
|||||||||||
10
|
Bab
I
|
|
|||||||||||
11
|
Bab
II
|
|
|||||||||||
12
|
Bab
III
|
|
|||||||||||
13
|
Bab
IV
|
|
|||||||||||
14
|
Bab
V
|
|
|||||||||||
15
|
Munaqasyah
|
|
|||||||||||
16
|
Revisi
Munaqosyah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
Penyerahan
Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar