Minggu, 04 Maret 2012

PROPOSAL SKRIPSI: METODE EDU TAINMENT


KORELASI PENERAPAN METODE EDU TAINMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa yang merupakan dua hal berbeda namun membantuk satu kesatuan. Jika diartikan satu persatu belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Secara lebih terperinci Slameto (2010:2) mengatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Hal ini sebagaimana dikemukakan Salam (2008:28) mengatakan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama jika diinginkan hasil belajar lebih baik.
Djamarah (2006:39) mengatakan mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Berdasarkan penjelasan tersebut, agar pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif, maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis dengan proses belajar mengajar yang lebih bermakna serta dirancang dalam suatu scenario dengan jelas.
Hardjanto (2010:23) mengatakan bahwa dalam proses perencanaan proses belajar mengajar harus diperhatikan beberapa unsur yaitu tujuan pembelajaran, isi atau materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing dari unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar mengajar diawali dengan merumuskan tujuan sebagai arah atau maksud penelitian dilaksanakan kemudian dilanjutkan menetapkan isi atau materi pembelajaran, menetapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan mengadakan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk melihat prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar merupakan indeks ketercapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan. Ahmadi (2005:52) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan baik dilakukan oleh individu maupun oleh suatu kelompok.
Prestasi belajar adalah hasil dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam raport. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot dicapainya. Nasution (2010:17) menjelaskan prestasi belajar sebagai berikut:
Prestasi belajar adalah kesempurnaan dicapai seseorang dalam berfikir, merasa serta berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, affektif maupun psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan siswa dalam menerima, menolak serta menilai informasi-informasi dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Salah satu bentuk prestasi yang hendak dicapai dalam pembelajaran di sekolah adalah prestasi belajar bidang studi ekonomi. Depdiknas (2006:3) menjelaskan bahwa ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan atau distribusi (Depag, 2007:90). Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri bahkan di tingkat pendidikan lanjutan atas, ilmu ekonomi dijadikan sebagai pelajaran utama dalam jurusan IPS. Disiplin ekonomi, dari semua ilmu pengetahuan yang dikenal manusia, adalah yang paling sarat akan kerancuan pikiran (fallacies).
Pembelajaran ekonomi di SMA difokuskan pada ekonomi sebagai fenomena empirik yang terjadi di sekitar siswa. Keberadaan ilmu ekonomi sebagai suatu displin ilmu sangat diperlukan, karena manusia selalu dihadapkan untuk membuat barbagai pilihan-pilihan dalam hidupnya. Oleh karena itu, sebaiknya pembelajaran ekonomi harus memudahkan siswa untuk mampu membuat pilihan-pilihan secara rasional dan membuat siswa dapat menggunakan konsep-konsep dalam ekonomi untuk menganalisis persoalan-persoalan akonomi yang ada.
Pembelajaran ekonomi merupakan kegiatan bertujuan yang banyak melibatkan aktifitas siswa dan guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlakan adanya alternatif metode pengajaran yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.
Salah satu bentuk metode pembelajaran yang banyak digunakan dalam pembelajaran ekonomi adalah metode menyenangkan atau edu tainment. Berkaitan dengan metode edu tainment Hamid (2011:17) menjelaskan sebagai berikut:
Edu tainment berasal dari kata education dan entertainment. Education berarti pendidikan sedangkan entertainment berarti hiburan. Jadi dari segi bahasa edu tainment adalah pendidikan yang menghibur dan menyenangkan. Sedangkan secara terminologis edu tainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan humor, permainan atau game, bermain peran atau role play, dan demonstrasi. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain asalkan siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan senang.

Selain pendapat tersebut, Roestiyah (2008:127) mengatakan edu tainment adalah akronim dari education plus entertainment  yang berarti sebagai program pendidikan yang dikemas dalam konsep hiburan, sehingga tiap-tiap peserta didik hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk belajar atau untuk memahami nilai-nilai setiap individu.  Proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif melalui beberapa proses.  Djamarah (2006:81) menyebutkan proses-proses pembelajaran sebagai berikut.
1.      Proses interaksi yaitu siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dan sebagainya.
2.      Proses komunikasi  yaitu siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-pla
3.      Proses refleksi yaitu siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan.
4.      Proses eksplorasi yaitu siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara.

Metode edu tainment atau permainan yang bersifat menghibur akan sangat membantu dalam mengatasi kejenuhan dan kepasifan siswa dalam belajar. Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasinya. Unsur-unsur tersebut yang berfungsi sehingga cara atau teknik untuk menjadikan proses pembelajaran sampai kepada tujuan.
Metode edu tainment banyak diterapkan diberbagai lembaga pendidikan tingkat SMA seperti di SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa metode edu tainment diterapkan dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga. Dalam pelaksanaannya, guru menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan interaktif seperti metode inquiri, diskusi dan lain sebagainya.
Penerapan metode edu tainment akan memberikan berbagai pengaruh dalam proses belajar mengajar terutama dalam masalah ketercapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut sebagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga. Berdasarkan hasil dokumentasi terhadap nilai harian siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga diketahui bahwa dari 30 siswa terdapat 23 siswa 76,67% mencapai KKM dan hanya 7 siswa 23,33% yang tidak mencapai KKM. Adapun KKM untuk pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga adalah 70, sedangkan ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 85% dari jumlah siswa seluruhnya mendapatkan nilai >70.
Sehubungan dengan masalah tersebut perlu diadakan suatu penelitian terkait korelasi antara penerapan metode edu tainment dengan prestasi belajar. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui tingkat korelasi penerapan metode edu tainment dengan prestasi belajar ekonomi. Dalam penelitian ini dirumuskan judul  Korelasi Penerapan Metode Edu tainment Dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan”.

1.2.       Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dalam skripsi ini, melihat luasnya ruang lingkup permasalahan akan dibahas membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal yang dilakukan agar pembahasan lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1.        Metode pembelajaran edu tainmen adalah metode pembelajaran menyenangkan yang terdiri atas berbagai macam bentuk metode interaktif dan kooperatif. Dalam penelitian ini pembelajaran edu tainment yang digunakan adalah metode inquiri sebagaimana diterapkan di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kebupaten Way Kanan.
2.        Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kebupaten Way Kanan yang dibuktikan dengan postes yang disusun peneliti.

1.3.       Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.        Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode edu tainment berbasis inquiri dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan?
2.        Bagaimana prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan?
3.        Bagaimana korelasi penerapan metode edu tainment berbasis inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan?

1.4.       Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a.        Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang  hubungan penerapan metode edu tainmen berbasis inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
b.        Tujuan Khusus
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut:
1.         Mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode edu tainment berbasis inquiri dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
2.         Mengetahui prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
3.         Mengetahui korelasi penerapan metode edu tainment berbasis inquiri dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.

1.5.       Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a.        Bagi Siswa
1)   Siswa dapat lebih terhibur dan menyenangi pembelajaran ekonomi sehingga dapat menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses pembelajaran.
2)   Siswa dapat lebih termotivasi dan lebih merespon dalam mengikuti pelajaran.
b.        Bagi Guru
1)   Membantu guru dalam mengatasi kurangnya respon siswa dengan memperhatikan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik faktor intern maupun ekstern
2)   Sebagai bahan masukan mengenai penggunaan metode pembelajaran sehingga dapat mengatasi kurangnya respon siswa dalam belajar ekonomi  dan prestasi dapat meningkat.
3)   Menanamkan kreativitas dalam usaha pembenahan pembelajaran ekonomi.
c.         Bagi Sekolah
1)   Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pelajaran ekonomi di sekolah.
2)   Memberikan masukan dalam perencanaan pembelajaran ekonomi mendatang.
d.        Bagi Peneliti
1)   Sebagai modal awal pengembangan khasanah penelitian serta sebagai modal dasar guna penelitian lebih lanjut.
2)   Untuk menambah, memperdalam serta memperluas wawasaan ilmu pengetahuan berhubungan kegiatan penelitian terkait penerapan metode edu tainment terhadap prestasi belajar ekonomi siswa.
1.6.       Tinjauan Pustaka
1.        Pengertian Metode Pembelajaran
Sumiati (2008:7) mengatakan “metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berarti cara atau jalan”. Secara definitif Fatkhurrohman (2009:15) menjelaskan “metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Senada dengan pendapat tersebut, Amir (2009: 19) mengatakan “metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelasanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sedangkan Djamarah (2006:46) mengatakan metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan arti metode tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah langkah-langkah atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengatur segala sesuatu yang harus direncanakan, dipersiapkan serta bagaimana melakukan kegiatan sehingga dapat mencapai hasil maksimal.
Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu serta berfungsi sebagai pedoman para perancang pembelajaran maupun para pengajar dalam merencanakan serta melakukan aktivitas pembelajaran. Kegiatan belajar dirancang dan dilaksanakan dengan penuh keahlian guru dapat menghasilkan suasana serta proses pembelajaran efektif.
2.        Pengertian Metode Edu tainment
Edu tainment terdiri dari dua kata, yaitu education and entertainment. Kata education berarti pendidikan dan entertainment artinya hiburan. Dari segi bahasa edu tainment memiliki arti pendidikan yang menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edutainment as form of entertainment that designed to be educational. Hamid (2011:17) mengatakan edu tainment bisa didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.
Selain pendapat tersebut, Roestiyah (2008:127) mengatakan bahwa edu tainment berasal dari kata education dan entertainment. Jadi edu tainment dari segi bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edu tainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis sehingga pembelajaran terasa menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan, bermain peran, dan demonstrasi. Tetapi dapat juga dengan rasa senang-senang dan mereka menikmatinya.
Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah anak yang dunianya adalah dunia bermain. Bagi anak jarak antara belajar dengan bermain begitu tipis. Pilihan model edu tainment ini juga berlandaskan hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari tekanan atau revolution learning. Adapun pelajaran yang diterapkan dikemas dalam suasana bermain dan bereksperimen sehingga belajar tidak lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif dan menyenangkan bagi siswa.
Mayke dikutip oleh Sudono (2010:7) mengatakan bahwa dengan bermain akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memanipulasi, mengulang-ngulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengambil keputusan, memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan teman, dan mengalami berbagai macam perasaan.
Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta tahap perkembangan anak, untuk itu pentingnya penerapan bermain dalam belajar, supaya proses dalam belajar mengajar tidak terasa jenuh dan membosankan tetapi menjadi suasana belajar yang fun, enjoy dan menyenangkan. Bermain, selain berfungsi penting bagi perkembangan pribadi, juga mempunyai fungsi sosial dan emosional. Mulai bermain anak merasakan berbagai fungsi sosial dan emosional. Mulai bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi, senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga dan lain-lain. Melalui bermain anak memahami kaitan dirinya dengan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan. Selain itu kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak.
Huizinga (dikutip Hamid, 2011:18) mengatakan bermain dan bersenang-senang merupakan aktivitas yang esensial bagi semua manusia. Dalam bidang psikologi positif manusia akan melakukan apapun dengan cara terbaik, jika mereka mampu terlibat secara total dalam aktivitas yang menyenangkan. Oleh karena itu, bermain sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan psikologi anak. Karena dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.
Bermain merupakan salah satu ciri pendidikan usia dini yang paling tepat. Pelatihan, pembelajaran, pembiasaan, dan pendidikan aspek apapun, hendaklah dilingkupi dengan keaktifan bermain. Hal itu akan mengubah kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan ketrampilan fisik, yang dilakukan dengan ceria, bebas dan tanpa beban.
Sagala (2011:121) mengatakan dalam konsep pembelajaran edu tainment roh pembelajaran ada pada proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan mengagumkan serta ada pada bagaimana hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan pendekatan dedaktik metodik yang bernuansa redagonis. Artinya interaksi antara guru dan murid tidak dijalin dengan komunikasi yang kaku tetapi harmonis seperti guru sangat luwes, akrab dan bersahabat sebagaimana teman sendiri. Dengan begitu siswa tidak merasa dibatasi, takut dan bisa berinteraksi dengan bebas dan menyenangkan.
3.        Langkah-langkah Penerapan Metode Edu tainment
Pembelajaran berbasis edu tainment didesain dengan aplikasi hiburan di dalam proses belajar mengajar baik di dalam kelas atau indoor learning maupun di luar kelas atau outdoor learning, baik hiburan dengan nyayian, brain gym, music, out bond, atau pun menggunakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan, seperti, diskusi, cerdas cermat, dan lain-lain. Hamid (2011:8) mengatakan bahwa tujuan hiburan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah agar pembelajaran terasa menyenangkan, sehingga peserta didik merasa nyaman, aman, enjoy, santai, dan kelas tidak terkesana tegang, menakutkan, tidak nyaman, terancam, tertekan, dan lain-lain.
Adapun penerapan dari konsep pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur atau edu tainment selayaknya kepada para guru untuk memperhatikan modalitas belajar siswanya, sehingga seorang guru harus memiliki berbagai macam metode dan strategi untuk dapat mewakili secara keseluruhan akan keberagaman modalitas belajar siswanya. Akan tetapi pada dasarnya, sebuah proses pembelajaran akan berlangsung baik jika berada dalam kondisi yang baik dan menyenangkan. Rahman (2010:4) mentakan bahwa proses pembelajaran edu tainment diterapkan dengan memenuhi aspek kemudahan dan suasana gembira, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menarik minat, menyajikan materi yang relevan, melibatkan emosi positif, melibatkan semua indera dan pikiran, menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, memberikan pengalaman sukses, merayakan hasil.
Memberikan kemudahan dan suasana gembira dapat dilakukan dengan cara menciptakan suasana akrab antara guru dan siswa serta antar siswa yang satu dengan yang lain. Dan agar keakraban tersebut dapat terjalin tentunya harus dengan mengadakan komunikasi yang ramah dalam suasana belajar dengan menggunakan ucapan dan perilaku yang halus dan lembut. Sehingga dapat memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang, dan suasana keakraban tersebut dapat terjadi pula dengan adanya perasaaan gembira yang ditimbulkan dari sedikit gurau dan canda.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dapat dilakukan dengan memilih waktu yang tepat dan memperhatikan keadaan pembelajar dan mengajar dengan selektif dan disesuaikan dengan peserta didik. Menggugah minat anak didik diperlukan pembukaan yang menarik dalam langkah-langkah mengajar agar perhatian dan minat mereka bisa terfokus kepada materi yang akan disampaikan. Rahman (2010:4) mengatakan bahwa “upaya untuk menarik perhatian dapat dilakukan dengan cara melakukan komunikasi terbuka yakni guru mendorong siswanya untuk membuka diri terhadap segala hal atau bahan pelajaran yang di sajikan sehingga dapat menjadi apersepsi dalam pikirannya, memberikan pengetahuan baru, dan memberikan model perilaku yang baik.
Selanjutnya Rahman (2010:7) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode edu tainment sebagai berikut.
1.      Guru menyiapkan  alat-alat audio Visual untuk memutar film yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
2.      Kelas didisain yang bagus sehingga peserta didik merasa nyaman.
3.      Guru memutarkan film untuk peserta didik serta memberikan penjelasan tentang film tersebut.
4.      Setelah selesai pemutaran film, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskripsikan tentang film yang telah ditayangkan dengan diiringi music
5.      Nama kelompok dibuat sesuai dengan materi yang terkait, misalnya tokoh yang ada dalam film yang ditayangkan.
6.      Demonstrasi, siswa diajak bermain misalnya dengan Snowball Throwing dengan cara setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam bola yang berwarna -warni yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Siswa yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. Atau boleh juga dilaksanakan dengan permainan lainnya seperti Role Play, Card Sort, debat berantai atau lainnya. Karena pada dasarnya metode Edutainment Belanbe merupakan bentuk nyata dari model PAIKEM.
7.      Dengan bimbingan guru masing-masing kelompok merangkum materi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, metode edu tainmen merupakan metode pembelajaran dengan berbantuan media pembelajaran. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan memvariasikan berbagai metode pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan aktivitas, minat, perhatian serta motivasi belajar. Siswa. Metode edu tainmen dilaksanakan dengan mengedepankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan suasana hati yang senang dan gembira.
4.        Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 2006:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (2006:21) prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Prestasi belajar adalah hasil dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam raport. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot dicapainya. Nasution (2010:17) menjelaskan prestasi belajar sebagai berikut:
Prestasi belajar adalah kesempurnaan dicapai seseorang dalam berfikir, merasa serta berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif, affektif maupun psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan siswa dalam menerima, menolak serta menilai informasi-informasi dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Fatkhurrohman (2009:113) menjelaskan ciri-ciri belajar yang berhasil sehingga dikatakan berprestasi adalah sebagai berikut:
1.      Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual mapun kelompok.
2.      Prilaku yang digarikan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
3.      Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi tahap berikutnya.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah jumlah skor tes hasil belajar  bidang studi ekonomi melalui tes  disusun oleh peneliti pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011-2012. Prestasi belajar bahasa Indonesia dalam penelitian ini diketahui dengan cara mendokumentasikan nilai raport semester gazal siswa dan menganalisis hasil postes yang disusun peneliti.
5.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sangat beragam. Suryabrata (2010:233) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang meliputi faktor nonsosial dan faktor sosial, serta faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu faktor fisiologis dan psikologis.
a.         Faktor Nonsosial dalam Belajar
Lingkungan alami merupakan lingkungan fisik di sekitar anak berupa berbagai fenomena alam maupun keadaan lingkungan tempat anak hidup. Lingkungan alami akan membawa dampak besar terhadap prestasi belajar anak. Apabila kondisi lingkungan mendukung proses belajar anak maka dapat dipastikan prestasi belajar anak akan maksimal.
Suryabrata (2010:233) mengatakan bahwa kelompok faktor nonsosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, eaktu, tempat, dan alat-alat yang digunakan untuk belajar. Semua faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses atau perbuatan belajar secara maksimal.
b.        Faktor-faktor Sosial dalam Belajar
Suryabrata (2010:234) mengatakan bahwa faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia baik manusia itu ada maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang lain pada waktu seseorang belajar banyak sekali mengganggu belajar atau sebaliknya. Oleh karenanya diperlukan lingkungan belajar sosial yang kondusif untuk belajar.
Prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri individu, baik faktor fisik maupun sosial psikologis pada lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Masing-masing kondisi lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.
Munardji (2004:133) mengatakan lingkungan sosial adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Menurut Asrori (2008:162) lingkungan sosial dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial siswa di rumah, lingkungan sosial siswa di sekolah dan  lingkungan sosial dalam masyarakat.
c.         Faktor-faktor Fisiologis dalam Belajar
Faktor fisiologis adalah faktor berkaitan dengan kondisi fisik seseorang atau kondisi jasmaniah seseorang. Faktor ini merupakan faktor bawaan dalam diri seorang individu, melekat pada dirinya, serta sebagian menjadi karakteristik dirinya. Slameto (2010:54) menyebutkan bahwa faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor fisiologis ini ada bersifat permanen seperti cacat tubuh permanen, ada pula bersifat sementara seperti kesehatan.
Selain dari kesehatan, cacat tubuh juga merupakan faktor penentu dari hasil belajar. Cacat tubuh adalah suatu penyebab kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Sukmadinata (2005: 225) mengatakan.
Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar. Siswa dengan cacat tubuh biasanya mengalami tekanan dalam batinnya yang mengakibatkan kurang percaya diri. Oleh karena itu siswa cacat belajarnya akan sangat terganggu. Anak yang cacat tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan jasmani yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah kondisi fisik normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Selain itu kondisi kesehatan fisik sehat serta segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik ada beberapa hal perlu diperhatikan antara lain makan, minum teratur, olah raga serta cukup tidur.
d.        Faktor Psikologis dalam Belajar
Faktor psikologis mempengaruhi prestasi belajar meliputi segala hal berkaitan dengan kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis atau kejiwaan tidak kalah pentingnya dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Slameto (1995: 55) mengatakan ”sekurang-kurangnya ada tujuh faktor mempengaruhi belajar yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan” Untuk kelancaran belajar bukan hanya dituntut kesehatan jasmaniah tetapi kesehatan rohaniah atau psikis pula.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis dalam belajar meliputi seluruh keadaan psikologi anak yang sedang belajar. Apabila keadaan psikologis anak baik maka dimungkinkan akan memperoleh prestasi belajar dengan baik pula dan sebaliknya.
6.        Hakikat Pembelajaran Ekonomi
Disiplin ekonomi, dari semua ilmu pengetahuan yang dikenal manusia, adalah yang paling sarat akan kerancuan pikiran (fallacies). Hal ini bukan karena faktor kebetulan belaka. Subyek kajiannya memang sudah cukup rumit namun, kerumitannya menjadi berlipat-lipat ribuan kali oleh karena satu faktor khusus yang terus-menerus menderanya yang tidak terlalu berpengaruh dalam disiplin lain seperti fisika, matematika, atau kedokteran yaitu kepentingan-kepentingan pribadi yang hanya ingin menang sendiri.trans
Depdiknas (2006:3) menjelaskan bahwa ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan atau distribusi (Depag, 2007:90). Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjelaskan hakikat dan karakteristik dari ilmu ekonomi sebagai berikut:
Di dalam ilmu ekonomi terdapat berbagai pembahasan yang memiliki berbagai karakteristik khusus. Pembahasan manajemen dalam ilmu ekonomi difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi. Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri bahkan di tingkat pendidikan lanjutan atas, ilmu ekonomi dijadikan sebagai pelajaran utama dalam jurusan IPS.
Depdiknas (2006:5) menjelaskan bahwa mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh.  Pembelajaran ekonomi meliputi aspek-aspek pembelajaran perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi dan manajemen.

1.7.       Kerangka Berpikir
Belajar ekonomi tidak sekadar learning to know, melainkan harus ditingkatkan meliputi learning to do, learning to be hingga learning to live together. Oleh karena itu filosofi pengajaran ekonomi perlu diperbaharui menjadi pembelajaran ekonomi. Dalam pengajaran ekonomi, guru lebih banyak menyampaikan sejumlah ide atau gagasan ekonomi, sedangkan dalam pembelajaran ekonomi kegiatan siswa mendapat porsi lebih banyak disbanding dengan guru, bahkan mereka harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam pembelajaran siswa berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Sasaran dari pembelajaran ekonomi adalah siswa diharapkan mampu berpikir kritis, analitis dan argumentative serta tidak membosankan.
Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar pembelajaran ekonomi lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat dan gairah, agar siswa lebih punya motivasi untuk lebih giat belajar. Oleh karena itu perlu diterapkan berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan, bersifat menghibur sehingga dapat menarik perhatian, minat, maupun motivasi belajar siswa. Salah satu bentuk metode pembelajaran yang menyenangkan dan menghibur adalah metode edu tainment.
Adanya pembelajaran yang bersifat kreatif dan menyenangkan sebagaimana dituntut dalam metode pembelajaran edu tainment, maka siswa akan merasa mudah mempelajari ekonomi, karena belajar ekonomi itu menyenangkan pada akhirnya kemampuan belajar anak akan meningkat dan nilai pelajaran ekonomi akan mencapai ketuntasan. Oleh karena itu metode edu tainment sangat tepat apabila diterapkan dalam pembelajaran ekonomi di tingkat SMA.

1.8.       Metodologi Penelitian
a.      Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penulisan karya ilmiah mutlah diperlukan agar alur penulisan karya tersebut betul-betul sistematis, tidak simpang siur sehingga alur permasalahan dan penyelesaian masalahnya dapat ditulis dengan lancar dan sempurna. Metode penelitian menurut Moelong (2006:43) adalah  seperangkat cara dalam proses yang sistematis diperlukan dalam perencanaan dan juga dalam pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Sedarmayanti (2006:35) menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif sebagai berikut.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasarkan oleh falsafah positivisme yaitu ilmu valid, ilmu dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan dapat membuat generalisasi atas rerata. Teori kebenaran dianut oleh positivis termasuk teori korespondensi antara pernyataan atau verbal dengan realitas emirik atau objeknya. Metode kualitatif menghendaki objek penelitian spesifik serta membatasi sejumlah tata fikir kategorisasi, intervalisasi dan kontinuasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian kuantitatif berarti penelitian yang menggunakan teknik analisis statistik untuk menganalisa data dan menarik kesimpulan. Data diperoleh melalui berbagai instrument pengumpulan data.
b.      Variabel Penelitian
Arikunto (2006:116) mengatakan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dalam penelitian. Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Arikunto (2006:119) menjelaskan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel terikat adalah variabel luar yang merupakan variabel akibat. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penerapan metode edu tainment (X) dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga (Y). Lebih jelasnya variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Penerapan Metode Edu Tainment

Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga




c.       Definisi Operasional Variabel
1.      Metode edu tainment adalahproses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis, sehingga aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.
2.      Prestasi belajar ekonomi adalah kecakapan dan perubahan dalam diri siswa dalam memahami berbagai konsep ekonomi dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari meliputi prestasi akademik serta non akademik.
d.      Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Arikunto (2006:130) mengatakan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Lebih lanjut Arikunto (2006.130) menjelaskan apabila seseorang ingin meneliti tingkat atau ukuran semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif.
Sugiyono (2006:55) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau subjek mempunyai kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan tersebut populasi merupakan objek penelitian atau sesuatu yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga terdiri 4 kelas yaitu kelas X-1, X-2, X-3 dan X-4 dengan siswa berjumlah 162. Seluruh siswa adalah populasi yang akan diteliti. Lebih jelasnya populasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2
Populasi Penelitian

NO
Kelas
Jumlah
Total
Laki-laki
Perempuan
1
X-1
20
20
40
2
X-2
18
22
41
3
X-3
19
22
41
4
X-4
23
17
40
Jumlah
80
81
162
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Buay Bahuga

2.      Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Sugiyono (2006:56) mengatakan “sampel adalah sebagian dari jumlah serta karakteristik dimiliki oleh populasi”. Apabila populasi besar sedangkan peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut. Pengambilan sampel harus representatif dalam artian harus dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
Sampel harus mewakili populasi atau representatif, artinya mampu menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang diambil benar. Arikunto (2006:134) mengatakan apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tapi jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15%, 20%-25% atau lebih tergantung dari kemampuan meneliti, luas sempitnya wilayah, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling atau sampel bertujuan. Arikunto (2006:139) mengatakan teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara acak. Teknik ini digunakan apabila sampel besar dan terdiri atas beberapa tingkatan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan nomor pada setiap kelas. Sesuai dengan jumlah kelas yang ada yaitu 3 kelas maka tiap kelas mendapatkan nomor urut 1, 2, dan 3. Langkah selanjutnya adalah mengambil nomor secara acak. Nomor kelas yang muncul kemudian dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel tersebut, nomor yang keluar adalah nomor 2. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel kelas X -3 SMA Negeri 1 Buay Bahuga. Lebih jelasnya sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 4
Sampel Penelitian

No
Kelas
Jumlah Siswa
Laki-laki
Perempuan
1
X-3
19
22
JUMLAH
19
22

e.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang konkrit dari suatu objek yang diteliti. Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa penting atau mencatat karakteristik elemen. Arikunto (2006:160) mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode yang dimaksud adalah angket, tes, dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner atau angket dan metode tes.
1.    Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Teknik kuesioner merupakan cara mengumpulkan data dengan menyampaikan daftar seperangkat pertanyaan baik langsung maupun melalui pos kepada responden penelitian.
Berkaitan dengan kuesioner, Hamdani (2008:76) mengatakan bahwa kuesioner ada dua macam yaitu kuesioner berstruktur dan kuesioner tidak berstruktur. Kuesioner berstruktur atau tertutup berisi pertanyaan disertai dengan pilihan jawaban. Kuesioner tidak berstruktur pertanyaan tidak disertai dengan jawaban.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa kuesioner adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal lain yang diketahui secara tertulis. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mendapatkan data variabel X yaitu respon siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan terhadap penerapan metode edu tainment.
Metode angket digunakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang berstruktur kepada responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, artinya jawabannya sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya paling cocok. Angket dibuat sebanyak 20 item soal pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan penskoran jawaban a=4, b=3, c=2, d=1.
2.    Tes
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes. Tes adalah seperangkat stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamdani, 2008:77). Teknik ini peneliti gunakan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dibuat peneliti terkait dengan materi pelajaran. Tes disusun sebanyak 20 nomor dengan bentuk pilihan berganda yaitu a, b, c, d, dan e. Tes diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian dan dilakukan di akhir pembelajaran.
3.    Observasi
Observasi disebut juga dengan pengamatan. Hamdani (2008:72) mengatakan bahwa pengamatan atau observasi diklasifikasikan atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup pengamatan terbuka diketahui oleh subjek sedangkan sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. Sedangkan pengamatan tertutup berarti pengamat beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subjeknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, observasi yang dilaksakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka dengan cara berperan serta yaitu peneliti berperan serta melakukan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat serta sekaligus menjadi objek observasi. Teknik ini digunakan untuk mengobservasi minat belajar siswa berdasarkan ketentuan yaitu siswa selalu bersemangat dan komunikatif ketika menyimak setiap materi, selalu bertanya tentang materi, aktif dalam berdiskusi serta selalu mengerjakan tugas.
f.       Metode Analisis Data
Setelah data penelitian terkumpul kemudian direkap dan dianalisis menggunakan rumus yang sesuai dengan rumus data yang diperoleh. Proses analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
rxy    = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N     = Banyak responden
X = Jumlah skor variabel bebas
Y = Jumlah skor variabel terikat (Sudijono, 2009:206)
Korelasi product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apanila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Pencarian harga r fakta antara keteladanan orang tua dengan prestasi belajar siswa dikonsultasikan dengan tabel 4 berikut:
Tabel 4
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai  r

Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
0,80– 1,00
0.60 – 0.80
0,40 – 0,60
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
Korelasi Sangat tinggi
Korelasi Tinggi
Korelasi Sedang
Korelasi Rendah
Korelasi Sangat rendah
Sumber data Sudijono (2009: 193)
Langkah selanjutnya yaitu  menguji hipotesis menggunakan uji Z pada taraf nyata 5 % (0,05) dengan nilai Z pada tabel = 1,96. Penentuan uji Z dilakukan dengan menggunakan rumus:
Z   (Hasan, 2006: 97).
Kriteria pengujian.
1.         Ho diterima (Ha ditolak) apabila - Z ά/2  <  Zo <  Z ά/2 
2.         Ho ditolak (Ha diterima)   apabila Zo > Z ά/2  atau - Zo < - Z ά/2
Adapun alasan digunakannya uji Z hipotesis adalah:
1.         Uji Z merupakan pengujian hipotesis yang meminimalkan nilai α dan nilai β.
2.         Pengujian hipotesis dengan uji Z merupakan langkah strategis karena uji Z memiliki titik kritis yaitu nilai yang menjadi batas daerah penerimaan serta penolakan hipotesis dalam nilai Z tabel.
Setelah diketahui indeks korelasi dan pengujian hipotesis, langkah selanjutnya adalah menentukan koefisien penentu untuk mengetahui besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Koefisien penentu dicari dengan menggunakan rumus:
KP = r2 X 100%.
Keterangan:
KP  = Koefisien Penentu
r2     = Indeks Korelasi
g.      Hipotesis Penelitian
Arikunto (2006:71) menjelaskan hipotesis beradal dari kata hypo berarti di bawah dan thesa berarti kebenaran. Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Selain pendapat tersebut  Sedarmayanti (2002:108) menyatakan bahwa pada umumnya hipotesis menunjuk pada hubungan antara dua variabel atau lebih sehingga yang perlu difikirkan adalah akan menggunakan hipotesis atau tidak dalam penelitian akan dilakukan. Hipotesis sebagaimana tersebut terbagi menjadi dua macam sebagai berikut.
1)        Hipotesis nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penulisan hipotesis ini dituliskan dengan symbol “Ho” (Sedarmayanti, 2002: 12).
2)        Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam penulisannya hipotesis ini ditulis dengan “Ha” (Sedarmayanti, 2002: 113)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho: Tidak terdapat korelasi antara penerapan metode edu tainment dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.
Ha: Terdapat korelasi antara penerapan metode edu tainment dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Buay Bahuga Kabupaten Way Kanan.

1.9.       Sistematika Penulisan
Untuk menghasilkan suatu pembahasan yang lebih runtut, penulis susun sistematika penulisan sebagai berikut.


Bab I     Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II    Tinjauan Pustaka
Bagian ini terdiri dari pengertian metode pemebelajaran, pengertian metode edu tainment, langkah-langkah penerapan metode edu tainment, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, hakikat pemebelajaran ekonomi.
Bab III Metodologi Penelitian
Bagian ini terdiri dari variabel penelitian, devinisi operasional variabel,  Jenis Penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis.
Bab IV  Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bagian ini terdiri dari deskripsi wilayah penelitian, penyajian data, pengolahan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V    Penutup
Bagian ini  terdiri dari kesimpulan dan saran




1.10.   Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yaitu pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2012. Untuk lebih jelasnya, kegiatan-kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Jadwal Penelitian

No
Kegiatan
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan
 √











2
Persiapan
 √











3
Evaluasi











4
Pengajuan Judul











5
Pengajuan Proposal











6
Seminar Proposal











7
Perbaikan Proposal











8
ACC Proposal











9
Pelaksanaan Skripsi












10
Bab I












11
Bab II












12
Bab III












13
Bab IV












14
Bab V












15
Munaqasyah












16
Revisi Munaqosyah












17
Penyerahan Skripsi














Tidak ada komentar:

Posting Komentar