Senin, 09 April 2012

Pengertian Belajar


Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal tersebut berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Slameto (1995: 2) mengatakan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya. Oleh karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Ahmadi (2004: 127) mengatakan “belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek maupun latihan”. Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar meliputi kegiatan yang menyangkut aspek kejiwaan maupun raga individu. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Djamarah (2008: 13) bahwa “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan leingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Secara lebih spesifik Hamalik (2008: 36) mengatakan “belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melakui pengalaman”. Menurut definisi Hamalik tersebut, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil maupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
Dimyati (2002: 11) mengatakan “belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan”. Proses kognitif dalam pengertian itu menghasilkan suatu hasil belajar yang terdiri atas informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Belajar merupakan masalah kompleks.Dimyati (2002: 17) menjelaskan kompleksitas belajar sebagai berikut.
Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.

Belajar berdasarkan penjelasan tersebut dipandang sebagai proses internal yang kompleks meliputi seluruh mental baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik tertuju pada perubahan belajar tertentu. Dari segi guru, proses belajar dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati namun dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut akan tampak melalui perilaku siswa yang mempelajari bahan pelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat sebagaimana telah dikemukakan dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang meliputi aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar